Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Banyak yang Tidak Tahu! Inilah 7 Larangan dalam Sholat Tahajud yang Harus Dihindari
Banyak manfaat serta hikmah yang didapat ketika menunaikan sholat tahajud. Namun, penting juga bagi seorang muslim untuk mengetahui apa saja larangan ketika melaksanakan sholat sunnah ini yang seringkali luput dari perhatian.
Sholat tahajud merupakan sholat sunnah yang dilaksanakan pada malam hari. Sholat ini memiliki kemuliaan khusus dibandingkan dengan ibadah sunnah lainnya.
Atas manfaat serta hikmah yang terdapat di dalamnya, anjuran dalam melaksanakan sholat tahajud ini terdapat dalam Al-Qur’an surah Al-Isra ayat 79:
وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهٖ نَافِلَةً لَّكَۖ عَسٰٓى اَنْ يَّبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُودًا
Artinya: “Dan pada sebagian malam, lakukanlah sholat tahajud sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.”
Tujuan seseorang melaksanakan ibadah sunnah pada waktu malam ini, tidak lain adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Bahkan, Rasulullah SAW juga rutin melaksanakan sholat tahajud selama hidupnya.
Namun, dalam pelaksanaannya seringkali kita keliru dalam memaknai sholat tahajud, sehingga dapat berdampak terhadap niat serta tujuan melaksanakan sholat ini.
Berikut beberapa larangan dalam sholat tahajud yang wajib diketahui bagi umat muslim :
1. Mengkhususkan Sholat Tahajud pada Malam Jumat
Di antara ibadah-ibadah sunnah, sholat tahajud dapat dilakukan oleh setiap muslim di setiap malam tanpa mengkhususkan melaksanakannya di salah satu malam seperti malam Jumat.
Dalam ajaran Islam, mengkhususkan suatu ibadah pada suatu malam tanpa adanya dalil yang jelas adalah sesuatu yang dilarang. Hal ini sesuai dengan hadis dari Rasulullah SAW yang artinya:
“Janganlah kalian khususkan malam Jumat dan malam-malam lainnya dengan qiyamul lail atau sholat malam.” (HR. Muslim)
Hadis tersebut menunjukkan bahwa larangan dalam mengkhususkan suatu malam untuk melaksanakan sholat tahajud bertujuan agar tidak terjadi bid’ah yang akan menimbulkan praktik-praktik tidak berdasar pada Al-Qur’an dan hadis.
Sebagai umat Islam, penting untuk memahami bahwa ibadah haruslah sesuai dengan tuntunan yang telah ditetapkan dalam Al-Qur’an dan hadis.
Dengan memahami larangan ini, diharapkan umat Islam dapat menjalankan ibadah tahajud dengan lebih konsisten pada malam-malam lainnya, tanpa mengkhususkan satu malam tertentu.
2. Sholat Tahajud saat Mengantuk
Pada masa hidupnya, Rasulullah pernah menegur Zainab dikarenakan terlalu memaksakan diri dalam beribadah, termasuk sholat tahajud. Sewaktu itu, Rasulullah SAW mendapati sebuah tali yang dibentangkan antara dua tiang. Ketika beliau bertanya pada sahabat, “Tali apakah itu?” para sahabat menjawab, “Tali itu adalah milik Zainab yang digunakan untuk bersandar ketika kelelahan saat melaksanakan sholat berlama-lama.”
Melihat kejadian tersebut, Rasulullah bersabda: “Lepaskanlah tali itu. Kalian harus sholat ketika dalam keadaan segara. Jika kelelahan maka tidurlah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam melaksanakan ibadah, Rasulullah tidak pernah memberikan paksaan pada umatnya. Bahkan, Rasulullah menasihat untuk menjaga kesehatan fisik dan mental saat melaksanakan ibadah.
Hal ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW memahami pentingnya keseimbangan antara ibadah dan kesehatan. Dari kejadian tersebut, mengajarkan kepada umat Islam untuk tidak mengorbankan kesehatan fisik dan mental demi beribadah.
3. Sholat Tahajud secara Berlebihan
Melaksanakan ibadah-ibadah yang dianjurkan di dalam Islam baik wajib maupun sunnah memang sangat dianjurkan. Akan tetapi, ketika ibadah tersebut berlebih-lebihan, ternyata tidak diperbolehkan oleh Rasulullah SAW.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah berkata:
“Demi Allah, akulah yang paling takut kepada Allah dan paling bertakwa kepada-Nya di antara kalian. Tapi, aku kadang berpuasa dan kadang tidak. Aku mengerjakan sholat malam dan juga tidur, dan aku juga menikahi perempuan. Siapa yang membenci sunnahku, maka ia tidak termasuk golonganku.”
Peringatan tersebut disampaikan oleh Rasulullah untuk menegaskan pentingnya menjalan keseimbangan ibadah dunia maupun akhirat. Meskipun sholat tahajud adalah amalan yang sangat dianjurkan, mengabaikan kesehatan fisik dan kebutuhan lainnya dengan bertahajud semalaman setiap hari, dapat menjadi bentuk ekstrim yang tidak diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Rasulullah sendiri mencontohkan bahwa beliau menjalankan sholat malam, namun juga memberikan waktu untuk istirahat dan kebutuhan lainnya seperti makan, minum dan berinteraksi dengan keluarga.
Dengan demikian, larangan untuk melaksanakan sholat tahajud secara berlebihan, mengingatkan kita untuk tidak melampaui batas dalam menjalankan ibadah, tetapi menjaga keseimbangan dan kebijaksanaan, sesuai dengan ajaran yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Rasulullah mengajarkan untuk tidak memaksakan diri dalam ibadah hingga menyebabkan kelelahan berlebihan. Misalnya jika seseorang membaca surah yang terlalu panjang dalam sholat tahajud hingga melelahkan diri sendiri, maka hal ini tidak dianjurkan.
Rasulullah SAW bersabda: “Ambillah amal-amal yang mampu kalian lakukan, karena Allah tidak akan bosan sehingga kalian bosan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam beribadah, setiap muslim diperintahkan untuk memahami batas kemampuan di dalam menjalankan ibadah. Meski membaca surah panjang dianjurkan saat sholat tahajud, hal tersebut juga harus sesuai dengan kemampuan serta kondisi fisik masing-masing.
Ketika seseorang terlalu memaksakan diri hingga menyebabkan kelelahan, ini akan mengurangi kualitas ibadah dan kekhusyukan dalam berdoa.
4. Sholat Tahajud Tidak Konsisten
Menjalankan ibadah dengan tidak konsisten seperti mengerjakannya pada beberapa waktu dan meninggalkannya secara tidak teratur dapat mengurangi keberkahan dan manfaat spiritual yang diperoleh dari ibadah tersebut.
Rasulullah memberikan perumpamaan tentang seorang yang awalnya rajin dalam menjalankan sholat tahajud, namun kemudian meninggalkannya. Terdapat dalam hadis beliau yang berpesan pada Abdullah bin Amr bin Ash artinya:
“Wahai Abdullah, jangan kamu seperti si fulan ini. Dulu ia rajin sholat malam lalu sekarang ia meninggalkan bangun malam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Pesan yang diberikan Rasulullah pada Abdullah bin Amr bin Ash ini, menjadi pelajaran bagi umat Islam untuk tetap konsisten dalam menjalankan ibadah karena konsistensi menjadi kunci untuk meraih keberkahan dan keutamaan dalam beribadah.
Ada orang yang sebelumnya rajin melaksanakan sholat malam dan tahajud, namun sekarang setelah itu meninggalkannya. Mereka hanya mengingat sholat tahajud dalam kondisi susah atau menghadapi masalah saja. Sedangkan, ketika dalam keadaan lapang, senang atau bahagia, mereka lupa untuk melaksanakan sholat tahajud.
Hal ini tidak dibenarkan dalam Islam. Sholat tahajud bukanlah ibadah yang dilakukan hanya ketika susah atau dalam kesulitan. Namun, harus tetap dilakukan dalam keadaan lapang juga.
5. Sholat Tahajud dengan Tujuan Mengejar Dunia
Niat beribadah yang tercampur dengan motif dunia, dapat mengurangi keikhlasan dalam beribadah. Dalam hadis Rasulullah SAW bersabda:
“Apabila salah seorang di antara kalian bangun malam lalu hendak mengerjakan sholat malam, janganlah ia menyebutkan perkara-perkara duniawi dalam sholatnya. Dan janganlah ia berdoa kecuali untuk meminta kebaikan saja atau memohon perlindungan dari kejahatan.” (HR. Abu Daud)
Niat dalam melaksanakan sholat tahajud haruslah murni karena Allah. Tidak ada larangan untuk berdoa serta meminta apapun kepada Allah saat beribadah. Namun, alangkah baiknya, ketika menghadap kepada Allah, seorang muslim tidak hanya meminta perkara duniawi, tetapi juga meminta kebaikan di akhirat.
Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya setiap amal itu tergantung pada niatnya. dan sesungguhnya seseorang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang dia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
6. Sholat Tahajud tapi Meninggalkan Kewajiban Lainnya
Islam mengajarkan keseimbangan dalam menjalankan dan tanggung jawab dalam keluarga serta kewajiban bekerja. Jika seseorang terlalu sibuk dengan ibadah malam, sehingga mengabaikan tanggungjawab kepada keluarga, maka hal ini tidak dibenarkan.
Dalam bertanggung jawab terhadap keluarga, Rasulullah SAW pernah bersabda:
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya. Dan aku adalah yang paling baik kepada keluargaku.” (HR. Tirmidzi)
Sholat tahajud sangat dianjurkan, namun hal itu tidak boleh mengganggu kewajiban lainnya seperti mencari nafkah untuk keluarga. Meskipun ibadah tahajud memiliki keutamaan yang besar, namun tidak boleh dilakukan dengan mengorbankan kewajiban dan tanggung jawab lainnya terutama terhadap keluarga dan pekerjaan.
7. Sholat Tahajud dengan Tujuan Menyebarkan Kesombongan dan Ria
Sholat tahajud salah satu ibadah yang paling rentan terkena ria. Seorang hamba, mungkin bangun di malam hari untuk sholat bukan karena Allah SWT, tetapi karena ingin dipuji oleh orang lain.
Ini menjadi peringatan bahwa larangan dalam ibadah tahajud juga meliputi upaya menjaga niat yang ikhlas semata-mata untuk Allah. Riya atau kesombongan adalah penyakit hati yang dapat merusak keikhlasan dalam beribadah.
Penting untuk menjaga keikhlasan dalam beribadah. termasuk dalam melaksanakan sholat tahajud. Ibadah yang dilakukan dengan niat ikhlas semata-mata untuk Allah, akan mendapatkan pahala yang besar di sisinya.
Oleh karena itu, menyebarkan kesombongan dan riya dalam melaksanakan tahajud adalah tindakan yang tidak dianjurkan dalam agama Islam.
Mari sama-sama kita menebar kebaikan dan menjadi insan yang bermanfaat. Sekian dari saya, mohon maaf untuk kata yang mungkin saja kurang berkenan dalam share artikel ini. Terima kasih atas perhatian dan antusiasnya membaca.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
YAYASAN IMAM TEGUH Program Kemanusiaan | Mendirikan Dan Meyelenggarakan Rumah Singgah | Menyelenggarakan pendidikan | Menyelenggarakan pelestarian lingkungan hidup | Bersih Masjid & Mushola | Ziarah Wali Songo | Ziarah Wali Pitu | Program Haji & Umroh | Berbagi Sedekah Kepada Masyarakat | Sima'an Qur'an | Yasin Tahlil & Muhasabah
- Oktober 11, 2024
- 0 Comments